A.
Perjuangan Bangsa Indonesia Menuju Gerbang
Kemerdekaan
Sejak penjajah barat untuk pertama kalinya
menginjakan kakinya didaerah nusantara dan melakukan pemerasan, penindasan,
perampasan kemerdekaan terhadap rakyat Nusantara ini, maka sejak saat itu juga
rakyat Indonesia melakukan perjuangan untuk melawan penjajah dengan upaya
merebut kembali kemerdekaan yang
direnggut oleh para penjajah itu. Perjuangan menentang penjajahan ini didasari
oleh satu prinsip bahwa kemerdekaan itu merupakan sesuatu yang tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikaeadilan yang harus dihapuskan dimuka bumi ini.
1. Perjuangan
melawan Penjajah Portugis
Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah ini
berlangsung di seluruh wilayah nusantara terutama di daerah-daerah yang
menjadipusat-pusat kekuasaan penjajah. Perjuangan pertama menentang penjajah
dilakukan bangsa Indonesia terhadap penjajah Portugis. Perjungan ini dilakukan
oleh rakyat Malaka, Johor, Demak, Aceh. Malaka, dan Sunda Kelapa.
2.
Perjuangan menentang penjajah belanda
Perjuangan bangsa menentang penjajahan belanda sudah
dimulai pada awal abad 17 sampoai awaln abad 20,perjuangan ini terjadi
dimana-mana diseluruh Nusantara. Dalam point ini kami hanya akan menjelaskan
beberapa dari sekian banyak perjuangan bangsa,yaitu perang Diponegoro, perang
padri, dan peperangan oleh rakyat Aceh.
Perang Diponegoro. Perang ini dipimpin oleh pangeran
Diponegorgo,yaitu merupakan anggota kerajaan Yogyakarta. Namun semenjak terjadi
perselisihan di antara keluarga yang juga dicampuri oleh Belanda ia bresama neneknya pindah ke
Tegalrejo, desa di Yogyakarta. Dilar itu rakyat sangat menaruh harapan pada
Pangeran Diponegoro karena kewajiban kerja dan membayar pajak oleh Belanda,juga
sikap raja yang mengizinkan penyewaan tanah pada pihak swasta.
Perang ini diawali oleh
persengketaan antara Pangeran dan Belanda. Persengketaan ini terjadi
karena pada tanggal 20 juli 1825
pemasangan tonggak-tonggak jalan yang dipasang Belanda ke tanah Tegalrejo tidak
diizinkan oleh Pangeran, sehingga membuat amarah pada Diponegoro dan rakyatnya.
Belanda kemudian melakukan serangan terhadap pasukan
Diponegoro,maka mulailah perang yang dikenal perang Diponegoro. Dengan dukungan
dari pihak yang luas,yaitu para petani, pangeran dan para ulama, seorang ulama
besar yaitu Kyai Mojo bergabung dengan Diponegoro, dan juga seorang bangsawan
yaitu sentot Alibasyah Parwirodidjo. Yang kemudian menjadi panglima utamanya.
Pada permulaan perang, pasukan Diponegoro berhasil
merebut beberapa daerah. Pada wal perang ini kekuatan belanda memang tidak
besar sehinggga banyak merugikan belanda. Pada tahun 1825 sampai 1827 pasukan
Diponegoro selalu unggul dalam perang. Bahkan Jenderal De Kock pernah
menawarkan perdamaian, tapi tidak diberi tanggapan sehingga belanda menyediakan
sayembara dengan hadiah uang 20 ribu ringgit bagi siapapun yang bisa menagkap
Diponegoro hidup atau mati namun gagal karena rakyat tetap setia pada Pangrean
Diponegoro.
Mulai tahun 1827 Belanda menggunakan taktik ”Benteng
stelsel” yaitu dengan membuat benteng yang saling berhubungan di setiap daerah
yang berhasil dikuasai sehingga mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro,
taktik ini membawa hasil dengan menyerahnya panglima Diponegoro yaitu Sentot
Alibasyah dan Pangeran Mangkubumi, kemudian belanda berusaha lagi untuk
membujuk Diponegoro guna mengadakan perundingan pada tanggal 28 Maret 1830.
Namun perundingan ini merupakan siasat licik jenderal de kock yang berakhir
dengan dutangkapnya Pangeran Diponegoro. Karena itu sejak awal 1830 perlawanan
semakin melemah.
Pada tanggal 3 Mei 1830 Ia diasingkan ke Manado.
Tahun 1834 dipindahkan ke Ujungpandang sampai wafatnya tangtgal 8 Januari 1855.
Perang Padri : Perang Padri terjadi di Minangkabau Sumatera Barat, yang
bermula dari pertentangan dua pihak yaitu anatara kaum Padri dengan kaum adat.
Kaum padri atau kaum ulama melakukan gerakan perbaikan keadaan masyarakat di
Minangkabau agar kembali kepada ajaran islam yang murni, gerakan kaum padri ini
ternyata mendapatkan reaksi keras dari kaum adat yang terbiasa oleh kebiasaan
buruk mereka. Perang saudara dimanfaatkan betul oleh belanda terutama sesudah
kaum adat yang meminta bantuan kepadanya. Akhirnya Belanda campur tangan dalam
peperangan ini. Namun, tuuan Belanda bukan hanya melawan kaum Padri, tetapi
untuk menanamkan kekuasaannya di Minagkabau. Pada tanggal 18 Pebruari 1821
perang Padri melawan Belkanda di mulai, perang padri terbagi kedalam tiga masa.
Yaitu ; Tahun 1821 -1825 ditandai dengan meluasnya rakyat. Masa kedua Tahun
1825-1830 yang ditandai dengan meredanya pertempuran karena belanda melakukan
perjanjian dengan kaum Padri yang lemah. Masa ketiga Tahun 1830-1838 yang
diakhiri dengan tertangkapnya para pemeimpin Padri.
Salah satu kekeuatan perlawanan kaum padri adalah di
Bonjol yang di pimpin oleh Tuanku Imam Bonjol kemudian belanda mendatangkan
pasukan dari Batavia dengan bantuan ini belanda dapat menguasai beberapa daerah
kaum padri. Tahun 1834 Belanda menyerang Bonjol, mulai tahun 1835 Belanada
mengarahkan pasukannya untuk mengalahkan kaum padri di Bonjol karena itu
pasukan Padri semakin terjepit oleh Belanda namun selam tahun 1836 kekuatan
Padri belum terapatahkan.
Pada bulan Oktober 1837Belanda menyerang Benteng
Bonjol yang pada akhirnya benteng tersebut adpat dikuasai. Dan pada tanggal 25
Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol dan pasukannya menyerah pada belanda. Imam
Bonjol kemudian dibuang oleh belanda ke Cianjur dan dibuang lagi ke Ambon dan
dipindahkan lagi ke Menado dan Wafat disana yaitu pada tanggal 6 Nopember 1864.
secara umum perlawanan kaum padri dapat dipatahkan pada tahun 1838.
Perang Aceh yang terjadi pada bulan Maret 1873
belanda meminta Sultan Aceh yaitu Sulatan Muhammad Daud Syah untuk menagkui
kedaulatan Hindia Belanda namun ditolak akhirnyta pada tanggal 26 Maret 1873
datang maklumat perang dari Belanda. Maka dimuailah perang rakyat Aceh.
Pada bulan April 1837 belanda menyerang ke kerajaan
Aceh namun mengalami kegagalan. Pada bulan Desember 1873 Belanda melakukan
serangan kedua yang lebih besar, namun pada ahkirnya belanda berhasil memukul
pasukan Aceh sehingga istana Aceh pun jatuh ke tangan Belanda namun rakyat Aceh
masih merasa merdeka dan gigih mempertahankan kemerdekaannya.
Belanda kemudian mengirin Dr. Snouck Hurgronje yang
faham tentang agama islam atas nasihatnya belanda mulai menaklukan Aceh dengan
cara memecah belah kekuatan masyarakatnya, tanggal 11 Pebruari 1899 Belanda
menyerang markas pertahanan Teuku Umar dan gugurlah Ia. Perjuangannya
diterusakan oleh isterinya Cut Nyak Dien yang kemudian juga dapat ditangkap
oleh Belanda. Pada tahun 1906 dibuang ke Sumedang. Semenatara itu Sultan
Alaudin Muhammad Daud Syah menyerah pada tanggal 20 Januari 1903 dan pada
tanggal 6 September 1903 Panglima Polem akhirnya menyerah juga. Maka, dengan kejadian
ini berarti pemerintah Hindia Belanda telah menanamkan kekuasaannya di Aceh.
Perjuangan menentang penjajah belanda secara gagah
berani dlakukan poleh rakyat diberbagai daerah di indonesia yang menyebabkan
kerugian besar bagi pihak penjajah belanda juga membawa pengorbanan harta benda
dan jiwa yang besar pula bagi bangsa Indonesia namun sampai abad ke-20 belanda
tidak dapat di usir dari Indonesia. Kegagalan perjuangan bangsa disebabkan
adanya kelemahan yaitu ;
a.
Perjuangan bersikap lokal atau kedaerahan.
b. Perlawanan terhadap
penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang bersamaan
c.
Perjuangan pada umumnya diupimpin oleh pemimpin yang kharismatik
d. Perjuangan menentang
penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan senjata.
e. Para pejuang
dapat diadu domba oleh pihak penjajah, sehingga perselisihan sering terjadi
antara para pempimpin.
Kelemahan ini menjadi pelajaran yang berarti bagi
bangsa Indonesiadalam menentukan strategi perjuangan pada masa berikutnya.
B.
Peristiwa Penting Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
(Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 17 Ramadan 1365 H) dibacakan oleh Ir. Soekarno yang
didampingi oleh Drs. Muhammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini,
Jakarta Pusat.
Sebelumnya para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak asing yang masih menguasainya. Tetapi mayoritas anggota PPKI menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi seperti adanya hingga sekarang. Para pemuda juga menuntut enam pemuda turut menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Para pemuda menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud dengan membubuhkan anak kalimat “atas nama Bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta. Rancangan naskah proklamasi ini kemudian diketik oleh Sayuti Melik.
Isi
Teks Proklamasi
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
C. Tokoh-tokoh Pahlawan nasional di DIY
|
Kyai Haji Ahmad Dahlan
|
|
|
Lahir
|
|
|
Meninggal
|
23 Februari 1923
Yogyakarta |
|
Dikenal karena
|
Pendiri
Muhammadiyah
dan Pahlawan Nasional |
|
Pendahulu
|
Tidak
ada, jabatan baru
|
|
Pengganti
|
|
|
Agama
|
Islam
|
|
Pasangan
|
Hj. Siti Walidah
Nyai Abdullah Nyai Rum Nyai Aisyah Nyai Yasin |
|
Anak
|
Djohanah
Siradj Dahlan Siti Busyro Irfan Dahlan Siti Aisyah Siti Zaharah Dandanah |
|
Oerip
Soemohardjo
|
||||||
|
|
||||||
|
Nama lahir
|
Mohammad Sidik
|
|||||
|
Lahir
|
||||||
|
Meninggal
|
17 November 1948 (umur 55)
Yogyakarta, Indonesia |
|||||
|
Dimakamkan
|
||||||
|
Pengabdian
|
|
|||||
|
Lama dinas
|
1914–39, 1942, 1945–48
|
|||||
|
Pangkat
|
|
|||||
|
Perang
|
||||||
|
Penghargaan
|
||||||
|
|
||||||
|
Dipanegara
|
||||||
|
Gambar Pangeran Dipanegara (1835)
|
||||||
|
Pasangan
|
Kedhaton
Ratnaningsih Ratnaningrum |
|||||
|
Anak
|
||||||
|
17
putra dan 5 putri
|
||||||
|
Nama lahir
|
||||||
|
Mustahar / Antawirya
|
||||||
|
Ayah
|
||||||
|
Ibu
|
||||||
|
Lahir
|
||||||
|
Meninggal
|
8 Januari 1855 (umur 69)
Makassar, Hindia Belanda |
|||||
|
Dikubur
|
||||||
|
Surjopranoto
|
||||||
|
Lahir
|
||||||
|
Meninggal
|
15 Oktober 1959 (umur 88)
Cimahi, Jawa Barat |
|||||
|
Dikenal karena
|
||||||
Hamengkubuana I
NAMA
ASLI Raden Mas Sujana (Hamengkubuana I )
GELAR Pangeran
Mangkubumi
LAHIR Yogyakarta,
6 Agustus 1717
AGAMA Islam
Hamengkubuana II
NAMA
ASLI Raden Mas Sundoro (Hamengkubuana II )
AGAMA Islam
Lainnya karena
ada mitos akhir abad bahwa aka nada kerajaan yang runtuh Raden Mas Sundoro menulis kitab Serat Suryaraja yang berisi ramalan mitos akhir abad.
Hamengkubuana
III
NAMA
ASLI Raden Mas Sundoro (Hamengkubuana III )
LAHIR Yogyakarta, 20 Februari 1769
Lainnya raden
pernah di turunkan secara paksa dari takhta dan berhasil naik takhta.
Hamengkubuana IV
NAMA
ASLI Raden Mas Ibnu Jarot (Hamengkubuana IV )
GELAR Sultan Seda ing Pesiyar
AGAMA Islam
Lainya Kematian
Hamengkubuwono IV yang serba mendadak ini menimbulkan desas-desus bahwa ia tewas
diracun ketika sedang bertamasya.
Hamengkubuana V
NAMA
ASLI Raden Mas Gathot Menol (Hamengkubuana V )
LAHIR Yogyakarta, 20 Agustus 1821 – meninggal tahun 1855
AGAMA Islam
Lainya raden
pernah mengajukan perdamainan tanpa pertumpahan darah namun
di tidak setujui oleh anaknya sendiri bahwa itu merendahkan keratin Yogyakarta.
di tidak setujui oleh anaknya sendiri bahwa itu merendahkan keratin Yogyakarta.
Hamengkubuana
VI
NAMA ASLI Raden
Mas Mustojo (Hamengkubuana VI )
AGAMA Islam
Lainya Pada masa
pemerintahannya terjadi gempa bumi yang besar yang meruntuhkan
sebagian besar Keraton Yogyakarta, Taman Sari, Tugu Golong
Gilig, Masjid Gede
(masjid keraton), Loji Kecil
(sekarang Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta) serta beberapa
bangunan lainnya di Kesultanan Yogyakarta.
Hamengkubuana VII
NAMA ASLI Raden
Mas Murtejo (Hamengkubuana VII)
LAHIR Yogyakarta, 4 Februari 1839
AGAMA Islam
Lainya banyak didirikan pabrik gula, yang
seluruhnya berjumlah 17 buah. Setiap pendirian pabrik memberikan peluang
kepadanya untuk menerima dana sebesar Rp 200.000,00. Hal ini mengakibatkan
Sultan sangat kaya sehingga sering dijuluki Sultan Sugih
Masa pemerintahannya juga merupakan
masa transisi menuju modernisasi di Yogyakarta. Banyak sekolah modern didirikan.
Pada tanggal 29 Januari 1920 Hamengkubuwono VII yang saat itu berusia
81 tahun memutuskan untuk turun takhta dan mengangkat putra mahkota sebagai
penggantinya. Konon peristiwa ini masih dipertanyakan keabsahannya karena putera mahkota(GRM.
Akhadiyat, putra HB VII nomor 14) yang seharusnya menggantikan tiba-tiba
meninggal dunia dan sampai saat ini.
Sri
Sultan Hamengkubuwono VIII
|
|
|
|
Sultan Yogyakarta ke-8
|
|
|
Masa jabatan
1921–1939 |
|
|
Didahului
oleh
|
|
|
Digantikan
oleh
|
|
|
Informasi pribadi
|
|
|
Lahir
|
GRM
Sujadi
3 Maret 1880 Yogyakarta |
|
Meninggal
|
|
|
Anak
|
41
anak
|
|
Agama
|
|
|
Sri Sultan
Hamengkubuwana IX |
|||
|
Presiden
|
|||
|
Didahului
oleh
|
|||
|
Digantikan
oleh
|
|||
|
Masa jabatan
25 Juli 1966 – 17 Oktober 1967 |
|||
|
Presiden
|
|||
|
Didahului
oleh
|
Tidak
Ada
|
||
|
Digantikan
oleh
|
|||
|
Masa jabatan
6 September 1950 – 27 April 1951 |
|||
|
Presiden
|
|||
|
Didahului
oleh
|
|||
|
Digantikan
oleh
|
|||
|
Masa jabatan
4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949 |
|||
|
Presiden
|
|||
|
Didahului
oleh
|
|||
|
Digantikan
oleh
|
|||
|
Presiden
|
|||
|
Didahului
oleh
|
|||
|
Digantikan
oleh
|
|||
|
Masa jabatan
17 Agustus 1945 – 1 Oktober 1988 |
|||
|
Presiden
|
|||
|
Didahului
oleh
|
Tidak
ada, jabatan baru
|
||
|
Digantikan
oleh
|
Paku Alam VIII (Pejabat Gubernur)
|
||
|
Didahului
oleh
|
|||
|
Digantikan
oleh
|
|||
|
Informasi pribadi
|
|||
|
Lahir
|
|||
|
Meninggal
|
2 Oktober 1988 (umur 76)
Washington, D.C., Amerika Serikat |
||
|
Kebangsaan
|
|||
|
Partai
politik
|
Non
partai
|
||
|
Anak
|
Adipati
Anum, dll
|
||
|
Agama
|
|||
|
Hamengkubuwana X
|
|||
|
Mulai menjabat
1998 |
|||
|
Presiden
|
|||
|
Didahului
oleh
|
|||
|
Sultan Yogyakarta ke-10
|
|||
|
Mulai menjabat
1989 |
|||
|
Presiden
|
|||
|
Didahului
oleh
|
|||
|
Informasi pribadi
|
|||
|
Lahir
|
2 April 1946 (umur 67)
Kraton Yogyakarta Hadiningrat |
||
|
Suami/istri
|
|||
|
Agama
|
|
||
![]() |
| DIRGAHAYU INDONESIA KU .... ! |
![]() |
| MERDEKAA....! |





















Tidak ada komentar:
Posting Komentar